Tingkat/posisi dalam karate itu di bedakan lewat kemampuan dalam menghafal atau melakukan gerak yang maximal dalam jurus tersebut. Maksudnya tingkatan dibedakan oleh sabuk. Untuk mendapatkan tingkatan/posisi tersebut, kita di haruskan mengikutkan sesi ujian sabuk. Yang berlangsung setiap 4 bulan sekali. Untuk tingkat ini terbagi menjadi menjadi:
1. Sabuk Putih (Shirobi)
Sabuk putih merupakan tingkatan paling dasar dari bela diri karate. Wara putih melambangkan kesucian dan kemurnian. Kesucian dan kemurnian yang dimasud disini adalah kondisi dasar dari siswa krate untuk menerima dan mengolah hasil latihan dari para guru atau senpai.
Maksudnya adalah, perkembangan siswa karate tergantung dari materi yang telah diberikan oleh senpai. Setelah senpai memerikan materi kepada siswa sesuai dengan standar, perkembangan kemampuan berada di individu masing-masing, tinggal seberapa serius siswa berlatih dan menguasai pelajaran yang diberikan.
2. Sabuk Kuning (Kirodi)
Sabuk kuning merupakan tingkatan kedua dalam beladiri karate. Dalam tingkatan sabuk karate, warna kuning melambangkan warna matahari.
Warna matahari yang kuning dan cerah diibaratkan seorang karateka pemain karate sedang melihat “hari biru” yang cerah, dimana dia telah memahami semangat karate yang berkembang dalam kepribadian dan juga teknik yang telah dipelajari.
Sabuk kuning juga merupakan tingkatan sabuk pemula terakhir, dimana siswa yang masih dalam tingkatan sabuk karate pemula masih memepelajari gerakan-gerakan dasar.
Siswa yang telah melewati tingktatan sabuk karate ini selanjutnya akan mempelajari tehnik-tehnik karate yang lebih rumit, bahkan sudah diizinkan untuk mengikuti turnamen tingkat dasar.
3. Sabuk Hijau (Modoriobi)
Tingkat sabuk hijau merupakan tinkatan karate yang sudah mempelajari tehnik-tehnik yang rumit dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Warna hijau pada sabuk karate mepresentasikan warna rumput dan pepohonan.
Pemegang sabuk hijau harus sudah mampu memahami dan menggal lebih dalam segala sesuatu yang berkaitan dengan karate, seiring dengan bertambahnya semangat dan tehnik karate yang sudah dikuasai.
Sifat warna hijau pada sabuk ini menggambarkan pertumbuhan dan harmoni, dimana seorang karatekan dituntut untuk bisa memberikan harmoni dan keseimbangan bagi lingkungan.
4. Sabuk Biru (Aiobi)
Warna biru pada sabuk karate ini menggambarkan samudra dan langit. Pengambilan samudra dan langit sebagai makna warna sabuk ini diharpkan seorang karatekan memiliki semangat luas seperti angkasa dan sedalam samudra.
Karatekan sudah harus berani menghadapi segala tantangan dan rintangan untuk mengeksplor lagi skill yang dimiliki dan harus mampu menganggap bahwa latihan berat yang dilakukan merupakan kegiatan yang menyenagkan untuk mendapatkan manfaat yang banyak.
Dalam tingkatan ini, karatekan juga harus mampu mengontrol emosi dan disiplin dalam segala aspek kehidupannya.
5. Sabuk Coklat (Chaobi)
Tingkatan sabuk karate yang ke-5 adalah sabuk coklat atau chaobi. Warna coklat pada warna sabuk ini melambangkan warna tanah, dimana tanah memiliki sifat stabil dan berbobot.
Seorang karateka yang sudah berda pada tingkatan ini, dari tingkatan kyu 2 sampai kyu 1 harus mampu memberikan kestabilan sikap dibanding dengan pemegang sabuk yang ada di bawahnya, serta harus mampu melindungi junior-juniornya.
Karakter tanah yang dekat dengan bumi juga mencerminkan sikap menjejah bumi (down to earth) dan rendah hati kepada sesama.
6. Sabuk Hitam (Kuroobi/DAN)
Warna hitam yang menjadi warna untuk tingkatan sabuk karate tertinggi melambangkan keteguhan dan sikap percaya diri didasari oleh nilai kebaikan yang universal.
Tingkatan sabuk ini sangat diidam-idamkan oleh para karatekan. Namun, dibalik semua kewibawahan dan prestasi pemegang sabuk ini, ada segudang tanggung jawab yang harus diemban.
Pemegang sabuk hitam mulai dari Dan 1 sampai seterusnya, sebenarnya baru memasuki tahap awal untuk mendalami bela diri karate yang lebih dalam. Teknik dan makna hakiki dari kebaikan karate harus benar-benar dikuasa oleh karatekan yang memegang sabuk ini.